Menyajikan Informasi & Opini tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,Sosial,dan Seni merujuk pada aspek rujukan berbagai sumber maupun pengalaman pribadi.Stay Tune!

Sabtu, 26 Oktober 2019

Presiden RI Jokowi mengakui bahwa Indonesia bersalah karena kabut asap.


--------------------------<>-------------------------
Presiden Indonesia Joko Widodo telah mengakui bahwa kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan disebabkan oleh kelalaian (sekali lagi) di pihak pemerintah.

Tapi kita semua sudah tahu itu.

Dalam pertemuan dengan para pejabat di provinsi Riau, Sumatra, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak pada 17 September,Presiden RI Joko Widodo mengatakan situasi mengerikan saat ini yang menyebabkan tingkat kabut asap di seluruh Asia Tenggara tidak akan terjadi jika tindakan pencegahan telah diambil.

"Menjelang musim kemarau, semua orang seharusnya sudah siap," kata Widodo. "Tapi kita lalai lagi, jadi kabut sudah menjadi besar."

Ironisnya, pengakuan ini terjadi setelah beberapa minggu para politisi menyalahkan satu sama lain atas kabut asap.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar sebelumnya mengklaim bahwa situasi kabut asap Malaysia saat ini berasal dari Sarawak, bukan Indonesia.

Ini kemudian dibantah dengan data dari Pusat Metrologi Khusus Asia (ASMC) oleh Menteri Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia Yeo Bee Yin melalui pos Facebook.
"Menteri Siti Nurbaya seharusnya tidak menyangkal," tulis Yeo.




Metode pemotongan dan pembakaran terbuka sering digunakan sebagai cara termurah untuk membersihkan lahan. Menurut Mongabay, sebagian besar kebakaran pada tahun 2019 telah diatur secara sengaja untuk membuka lahan untuk penggunaan pertanian, membakar hampir 340.000 hektar lahan hingga 31 Agustus.

Itu kira-kira sepertiga ukuran Jamaika!

Pejabat pemerintah Indonesia berencana untuk mengambil tindakan terhadap hampir 30 perusahaan, 26 perusahaan Indonesia dan 4 perusahaan Malaysia, karena menyebabkan beberapa kebakaran hutan.

Namun, LSM lokal Indonesia menginginkan lebih dari sekadar pengakuan bersalah. Mereka memohon tindakan serius pemerintah untuk diambil dalam membantu para korban krisis kabut asap di Indonesia dan untuk mencegah kebakaran di masa depan terjadi.

Warga negara Indonesia dibiarkan tanpa bantuan dan sumber daya.

Setidaknya dua orang Indonesia telah tewas akibat krisis kabut asap, seorang petani berusia 69 tahun dan seorang bayi berusia 4 bulan, yang mendorong para aktivis lingkungan dan hak asasi manusia untuk mengirim surat terbuka ke Widodo.

Belum ada jawaban dari pemerintah Indonesia.

Sementara itu, jika Anda berada di daerah yang terkena dampak, pastikan untuk tetap berada di dalam rumah saat Anda bisa, gunakan masker N-95 jika Anda harus keluar rumah dan minum banyak air. Kabut asap mungkin ada di sini untuk sementara waktu.

Gambar sampul dari
dan
Joko Widodo.
facebook  Yeo Bee Yin
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi yang mau memasang iklan kepada saya (WA; 089651826942) (CP; 085846268366 & 082215852425)

Advertisement

Nation's Hope1

    Translate

    www.nationshope1.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

    Pengikut