--------------------------<>-------------------------
Presiden
Indonesia Joko Widodo telah mengakui bahwa kebakaran hutan di Sumatra dan
Kalimantan disebabkan oleh kelalaian (sekali lagi) di pihak pemerintah.
Tapi kita semua
sudah tahu itu.
Dalam pertemuan
dengan para pejabat di provinsi Riau, Sumatra, salah satu daerah yang paling
parah terkena dampak pada 17 September,Presiden RI Joko Widodo mengatakan situasi mengerikan
saat ini yang menyebabkan tingkat kabut asap di seluruh Asia Tenggara tidak
akan terjadi jika tindakan pencegahan telah diambil.
"Menjelang
musim kemarau, semua orang seharusnya sudah siap," kata Widodo. "Tapi
kita lalai lagi, jadi kabut sudah menjadi besar."
Ironisnya,
pengakuan ini terjadi setelah beberapa minggu para politisi menyalahkan satu
sama lain atas kabut asap.
Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar sebelumnya
mengklaim bahwa situasi kabut asap Malaysia saat ini berasal dari Sarawak,
bukan Indonesia.
Ini kemudian
dibantah dengan data dari Pusat Metrologi Khusus Asia (ASMC) oleh Menteri
Energi, Sains, Teknologi, Lingkungan, dan Perubahan Iklim Malaysia Yeo Bee Yin
melalui pos Facebook.
"Menteri
Siti Nurbaya seharusnya tidak menyangkal," tulis Yeo.
Metode
pemotongan dan pembakaran terbuka sering digunakan sebagai cara termurah untuk
membersihkan lahan. Menurut Mongabay, sebagian besar kebakaran pada tahun 2019
telah diatur secara sengaja untuk membuka lahan untuk penggunaan pertanian,
membakar hampir 340.000 hektar lahan hingga 31 Agustus.
Itu kira-kira
sepertiga ukuran Jamaika!
Pejabat
pemerintah Indonesia berencana untuk mengambil tindakan terhadap hampir 30
perusahaan, 26 perusahaan Indonesia dan 4 perusahaan Malaysia, karena
menyebabkan beberapa kebakaran hutan.
Namun, LSM
lokal Indonesia menginginkan lebih dari sekadar pengakuan bersalah. Mereka
memohon tindakan serius pemerintah untuk diambil dalam membantu para korban
krisis kabut asap di Indonesia dan untuk mencegah kebakaran di masa depan
terjadi.
Warga negara
Indonesia dibiarkan tanpa bantuan dan sumber daya.
Setidaknya dua
orang Indonesia telah tewas akibat krisis kabut asap, seorang petani berusia 69
tahun dan seorang bayi berusia 4 bulan, yang mendorong para aktivis lingkungan
dan hak asasi manusia untuk mengirim surat terbuka ke Widodo.
Belum ada
jawaban dari pemerintah Indonesia.
Sementara itu,
jika Anda berada di daerah yang terkena dampak, pastikan untuk tetap berada di
dalam rumah saat Anda bisa, gunakan masker N-95 jika Anda harus keluar rumah
dan minum banyak air. Kabut asap mungkin ada di sini untuk sementara waktu.
Gambar sampul dari
dan
facebook Yeo Bee Yin
0 komentar:
Posting Komentar
Bagi yang mau memasang iklan kepada saya (WA; 089651826942) (CP; 085846268366 & 082215852425)