Menyajikan Informasi & Opini tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,Sosial,dan Seni merujuk pada aspek rujukan berbagai sumber maupun pengalaman pribadi.Stay Tune!

Minggu, 11 Agustus 2019

Sejarah Qurban serta Penjelasannya.


Allah SWT memerintahkan manusia untuk berkurban sejak kedua putra Nabi Adam AS, yaitu Habil dan Qabil.
Dalam Fiqh qurban disebut “udhiyya” yang berarti hewan yang disembelih saat Idul Adha. Kami menyebutnya “qurban”. Menyembelih binatang disebut “tadhiyya” yang berarti menyembelih hewan khusus pada waktu tertentu dengan niat ibadah dan ketaatan. Ini juga dapat disebut “zabh” dan “Nahr”.
Dan menurut Bahasa Arab Qurban berasal dari kata Qoroba Yaqrobu  Qurbaanan yang artinya mendekat. Oleh karena itu qurban adalah salah satu ibadah yang mendekatkan diri seseorang kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

Selain ibadah yang mendekatkan diri kepada sang pencipta, Allah            Subhanahu Wata’ala. Ibadah qurban juga memiliki faktor hablumminannas yakni memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar.Dan disisi lain membantu masyarakat yang kurang mampu untuk merasakan lezatnya daging qurban yang jarang disantap dalam keseharian.
Salah satu makna yang paling dalam dari ibadah qurban adalah sebagai bentuk penghambaan kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan membahagiakan sesama. Qurban adalah bentuk keshalehan sosial dimana pequrban akan merasakan indahnya berbagi bagi sekitar. Hal ini tak lepas dari arti kata qurban tersendiri dimana berarti ‘mendekat’. Qurban akan mendekatkan  secara emosional bagi si kaya atau si miskin dengan sama-sama merasakan santapan qurban di hari raya idul adha.

Bagaimana caranya? Tentu dengan mengorbankan sesuatu yang paling disenangi. Harta benda zaman dahulu yang paling disukai itu ternak
Berharganya hewan kurban pun berlaku hingga saat ini, seperti kerbau, sapi, dan kambing.
Orang Jawa sering menyebut ternak sebagai ‘rojo koyo’, artinya rajanya kekayaan.
Syariat Qurban memerintahkan umat Islam untuk mengorbankan hewan ternak.
Hal itu sudah ada sejak zamannya putra Nabi Adam AS.
Al Quran surat Al Maidah ayat 27 menjelaskan.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنْ الآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنْ الْمُتَّقِينَ
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima.Dia (Qabil) berkata, ‘Sungguh, aku pasti membunuhmu!’
Dia (Habil) berkata, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima amal dari orang yang bertakwa.’”
Putra Nabi Adam AS dulu, satu punya ternak yaitu Habil dan satunya Qabil punya tanaman. Menurut kisahnya , mereka masing-masing mempersembahkan harta yang paling dicintai. Paling bagus. Karena ini untuk Tuhan kita Allah SWT. 
Nabi Ibrahim AS diuji oleh Allah SWT.
Bersedia atau tidak putranya Nabi Ismail AS dipersembahkan kepada Allah SWT.
Ternyata pada saat hendak menyembelih, Nabi Ismail AS atas kehendak Allah SWT digantikan dengan seekor domba.
Jadi,dapat disimpulkan Qurban itu untuk mengaktualisasikan diri sebagai sebenar-benarnya hamba.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan simbol penyembelihan hewan ternak.

Itu sebabnya berkurban seperti berhaji. Mereka yang sudah menyediakan hewan kurban, sunnahnya tidak memotong kuku dan rambut hingga waktu penyembelihan tiba.Seperti orang berihram, menjauhi segala sesuatu yang menyenangkan.

Demikian penjelasan kisah asal mula kurban dalam Islam dan hikmahnya.
Semoga bermanfaat bagi Anda.

Selamat Hari Raya Idul Adha ya bagi yang melaksanakannya!😆
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Bagi yang mau memasang iklan kepada saya (WA; 089651826942) (CP; 085846268366 & 082215852425)

Advertisement

Nation's Hope1

    Translate

    www.nationshope1.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.

    Pengikut